Bobato 18 kesultanan Ternate resmi mengangkat H.Sjarifuddin bin Iskandar Muhammad Djabir Sjah sebagai Sultan Ternate pasca wafatnya Alm.Mudaffar Sjah.
Pengangkatan Sultan Ternate ini, dilakukan dalam kondisi mendesak menyusul adanya dua versi antaran pimpinan Munir Amal Tomagola dan Bobato 18.
Kepada wartawan, Sjariduddin yang diangkat menjadi Sultan pada Minggu (4/9) kemarin, mengaku adanya perbedaan gelar yang disematkan ke dirinya yaitu sebagai Kolano Ma Soa.
“Gelar Sultan atau Kolano, itu ada perbedaannya. Kolano Ma Soa itu, situasi atau keadaan Sultan tidak ada lalu iya mengisi kekosongan tersebut,” Kata, Sjarifuddin, di Kadaton Ici Ternate.
Sementara itu, Ode A. Soawali, Sangaji Kulaba, Kesultanan Ternate, menambahkan, pengangkatan atau pelantikan ini, sebagaimana seperti kita di Kedaton kemarin, karena kita sudah sepakat, jika ternyata mereka tidak menyetop apa yang mereka lakukan, maka kita akan melaksanakan pengangkatan Sultan baru.
Menurut dia, pengangkatan atau pelantikan Kolano Ma Soa ini, tujuannya, agar dapat menetralisir situasi yang tidak kondusif di Kesultanan Ternate , agar kembali jadi baik.
“Sehingga, diharapkan kepada seluruh pihak, dapat dimengerti pengangkatan ini”terangnya.
Lanjut dia, dalam buku yang ditulis oleh Almarhum Mudaffar Sjah, tentang Eksistensi Kerajaan Kesultanan Ternate, tentang Ketatanegaraan, dihalaman 5, beliau menyebutkan, bahwa sesungguhnya, beliau menguraikan, tentang tugas dan wewenang Bobato 18. Salah satu diantaranya yang beliau menuliskan, yakni tentang Hak mengangkat dan memberhentikan Sultan.
“Hak mengangkat dan memberhentikan Sultan Itu adalah Bobato 18, memegang kedaulatan tertinggi dan menentukan arah kebijakan pembangunan ke depan”ungkapnya.
Olehnya itu, kata dia, dengan dasar itu, sehingga Bobato 18 mempergunakan haknya untuk mengangkat, karena melihat situasi yang kurang kondusif dilingkungan Kedaton.
Terkait ritual yang dilakukan Munir itu, kata Ode, sebenarnya 3 hari juga tidak berdasar. Dasar itu diambil dari mana. Ucap Ode.
“Didalam Islam, itu harus 44 hari, atau sekurang-kurangnya 7 hari. Jadi, dihari ke 7 itulah Allah bersemayam diatas Arsh. Artinya Mahkota itu diletakkan dikepala pada hari yang ke tujuh,”jelasnya.
Sementara, untuk pengangkatan yang dilakukan pihaknya terhadap Hi.Syarifuddin Bin Iskandar Muhammad Djabir Sjah, menurut dia, prosesinya diawali dengan prosesi, pertama pembacaan surat pelantikan atau pengangkatan. Kemudian disertai dengan penobatan. Untuk penobatan itu dilakukan dengan pembacaan Ro Rasa.
“Pelantikan itu dilantik oleh Kimalaha Tamadi vis Kimalaha Marsaoly. Kemudian pembacaan Rorasa tadi saya yang mewakili,”terangnya.
Selanjutnya, katanya, sekurang-kurangnya beliau ini akan menetralisir kondisi yang ada diatas. Sehingga, beliau juga nanti ke Kedaton dan dalam waktu sehari dua ini, sembari melihat kondisi, apa tugas Kolano Ma Soa ini. “Kalau kondisi sudah steril, dibulan Haji ini juga akan diperkenalkan”katanya.
Sumber : DelikNews