Dari Jurusan hukum, menjelma menjadi seorang technopreneur di amerika hingga mendapatkan pendanaan $1,5 juta atau setara dengan Rp. 21.000.000.000.
Natasia Malaihollo lahir di Ambon, orang tuanya pun keduanya asli Ambon. Ia datang bersama orang tuanya ke Amerika Serikat ketika berumur 1 tahun, tepatnya di Southern California.
Di bulan Juni 2014, Ia mendirikan Startup Wyzerr. Wyzerr merupakan sebuah startup yang memberikan layanan untuk kalangan bisnis ataupun personal.
Mengusung layanan survei berbasis gamifikasi dan teknologi Artificial Intelligence. Starup ini bernama Wyzerr. Foundernya bernama Natasia Malaihollo, seorang perempuan kelahiran Ambon, Maluku.
Wyzerr telah menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan global, termasuk Walmart, Volkswagen dan Unilever. Wyzerr ditahun 2016, meraih runner-up di kompetisi Forbes Change the World, sebuah ajang bagi startup yang memberikan solusi untuk mengubah dunia.
Di Berkeley ia mengambil kuliah jurusan hukum. Sempat bekerja di beberapa firma hukum dengan berbagai jabatan, pada akhirnya Natasia merasa dirinya lebih cocok untuk menjadi seorang pengusaha
Pada Juni 2011 ia mendirikan Sooligan bersama rekannya Nikka Umil. Sooligan adalah sistem apliksi berbasis media sosial untuk menampilkan kicauan tentang aktivitas perkuliahan. Sebagai Co-Founder, di startup ini Natasia banyak mencurahkan pemikirannya untuk memimpin inovasi dan pengembangan produk. Namun tak jarang juga harus menyelaraskan kebutuhan operasional, mulai mendapatkan investor hingga strategi pemasaran. Namun pada Mei 2014 akhirnya Natasia tidak bisa melanjutkan Sooligan.
https://www.youtube.com/watch?v=D7Eydn85ItU
"Ketika saya memutuskan untuk menjadi seorang pengusaha, saya berpindah ke sebuah kota di mana startup pertama saya dilahirkan. Saya tinggal di Northwest Arkansas, New Orleans, New York, San Francisco. Dan sekarang (bersama Wyzerr) saya tinggal di Kentucky," cerita Natasia tentang perjalanannya.
Natasia mempelajari ilmu komputer sejak berada di bangku sekolah, meskipun ia tidak memilih jurusan saat kuliahnya. Saudara laki-lakinya kebetulan juga seorang insinyur di bidang komputer. Namun ia mengaku dorongan terbesar untuk mempelajari ilmu komputer justru karena yang ia sempat kuliah dan belajar di bidang hukum, fokusnya di bagian paten.
Melalui firma hukum yang sebelumnya menjadi tempat Natasia bernaung, ia seingkali melihat banyak inovasi dari kliennya di perusahaan teknologi, seperti Samsung dan IBM. Dari situ ia terus mengasah kemampuannya, dan terus belajar secara mandiri dan praktik terkait dengan pengembangan produk dan inovasi digital.
Saat ini Wyzerr juga telah tersedia untuk beberapa wilayah di Asia. Cita-citanya untuk melakukan ekspansi hingga Indonesia akan menjadi salah satu tempat singgahnya.
"Jangan pernah membangun sesuatu sebelum kamu berhasil menjualnya. Kalau Apple bisa, jadi kita harus bisa juga" ujar Natasia.